Bising, lirik dinyanyikan dengan suara tidak jelas, penuh hujatan, vulgar dan lirik lagu sering menggambarkan kekerasan, begitulah orang awam menilai musik metal. Hal ini dapat dimaklumi, karena pada umumnya publik menilai musik metal hanya berdasarkan pada hal-hal yang ada di permukaan saja. Selain itu, akibat adanya distorsi informasi tentang musik metal memicu sentimen negatif terhadap musik metal tidak lagi dapat dibendung dan menyebar secara masif ditengah-tengah masyarakat.
Musik metal tergolong musik yang eksklusif, eksklusif dalam artian komposisi musik dan materi yang disajikan memiliki tingkat kesulitan untuk dinikmati bagi pendengar yang belum terbiasa mendengarkan musik metal. Selain itu, musik metal juga memerlukan pemahaman teknis tentang musikalitas. Tidak hanya dalam hal musikalitas, untuk memahami pesan, nilai dan moral dalam sebuah musik metal, seorang pendengar harus telah dilengkapi pemahaman tentang dialektika dan tak jarang juga harus mampu memahami retorika pada diksi beberapa lagu Metal.
Tidak heran sering ditemukan fakta, bahwa banyak fans metal dan musisi metal dalam perjalanannya untuk dapat menikmati musik metal harus melewati beberapa tahapan perjalanan musik, hingga sampai pada pemahaman tentang semesta musik metal, baik itu tahapan tentang pemahaman musikalitas dan dialektis, retorika hingga diksi sebuah syair musik metal.
Dalam dimensi musikalitas, Musik Metal termasuk aliran musik yang memiliki teknikal teori musik yang rumit. Tidak semua musisi yang sanggup untuk memainkan komposisi musik metal. Hal ini dikarenakan musikalitas musik metal memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, dimana untuk dapat memainkannya, mulai dari melodi, irama, bentuk/struktur dan ekspresi musik metal membutuhkan power, tempo kecepatan yang lebih rumit dibanding aliran musik lainnya.
Dengan segala kerumitan teori musik metal tersebut, secara alami/melalui seleksi alam musisi yang menekuni musik metal akan dapat menyelami lebih dalam tentang esensi sebuah musik cadas. sehingga dapat membuka hijab musik dan masuk ke ruangan musik cadas kemudian disanalah akan menemukan keistimewaan komposisi musikalitas musik metal.
Dalam dimensi lirik lagu, musik metal termasuk musik yang memiliki syair-syair yang jujur apa adanya dalam menggambarkan situasi yang ada di tengah masyarakat maupun konflik batin seorang musisi metal dan imajinasi musisi metal itu sendiri. Dan sering pula musik metal hadir dengan lirik yang penuh dengan kritikan sosial.
Kerancuan Dalam Mengumpulkan Informasi
Lalu apa yang membuat musik metal di cap sebagai musik negatif, baik dari sudut pandang musikalitas maupun pelaku musisi metal itu sendiri ??. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh sikap skeptis dan pragmatis kebanyakan masyarakat dalam mengumpulkan dan memahami informasi secara utuh. akibatnya seringkali mudah tergiring oleh trend opini dan argumen tanpa dasar dengan data-data yang tidak valid kebenarannya baik itu melalui media massa ataupun media online.
Informasi merupakan hal yang paling penting, siapa yang menguasai informasi dan siapa yang dapat mengatur informasi maka Ia lah yang berkuasa.
Tidak lagi dapat dipungkiri informasi dari dulu merupakan salah satu alat perang yang ampuh, baik itu alat perang secara konfrontasi maupun secara proxy. Musik metal yang sering hadir dengan lirik untuk membongkar kebobrokan sebuah rezim, mencela koruptor dan sering pula sebagai oposisi dalam mengkritik bahayanya keserakahan globalisasi membuat para koruptor, tirani kewalahan untuk membendungnya. sehingga mereka membuat propaganda melalui media masa dengan memanipulasi informasi agar masyarakat enggan mendekati musik metal ataupun musik lainnya yang hadir sebagai oposisi. Bahkan manipulasi informasi tersebut juga menggunakan skenario menciptakan band metal karbitan yang disengaja dibuat langsung populer, Band metal karbitan metal tersebut memiliki tugas untuk membuat propaganda dengan mengekspose prilaku-prilaku yang telah diatur sang tirani untu membangun trend baru di kalangan musisi metal ataupun penerus musik metal agar terlena dengan ekstase sesaat dengan cara mabuk, mengkonsumsi narkoba, dan berprilaku yang berlawanan dengan moral-moral yang berlaku di masyarakat dengan tujuan agar Musik Metal dicap Jelek oleh publik sehingga apa yang dikritik dan disuarakan musisi metal melalui musik metal tidak lagi didengar oleh publik.
Atribut, Etiket dan Rambut Gondrong
Selain itu, sikap masyarakat kebanyakan sering mudah mengambil kesimpulan, terutama pada saat melihat atribut seorang musisi metal yang cenderung dinilai tampil dengan busana yang menyeramkan, rambut gondrong, baju dan celana serba hitam disimpulkan sebagai anomali di tengah-tengah masyarakat. Walaupun sebenarnya tidak ada hubungan antara penampilan dengan prilaku/akhlak seseorang, namun karena dogma dan doktrin yang sering dikonsumsi oleh masyarakat secara membabi buta, menyebabkan bias informasi dimasyarakat semakin kronis.
Sebagai informasi. Seandainya perang dunia Ke-II tidak dimenangkan oleh sekutu tentunya aturan norma dan etiket yang berlaku di tengah masyarakat saat ini akan berbeda dengan persepsi yang dipercayai oleh masyarakat sekarang. Contohnya, Rambut Gondrong dalam historis masyarakat timur merupakan suatu hal yang wajar bahkan rambut gondrong bagi bangsa timur juga dianggap sebagai penanda tingginya ilmu seseorang dan besarnya jasa seseorang bagi masyarakat disekitarnya, sehingga tidak heran kalau dulu raja-raja nusantara, Tokoh-tokoh penting nusantara, ksatria nusantara berambut gondrong. namun karena perang Dunia Ke-II dimenangkan oleh sekutu menyebabkan nilai-nilai tersebut dikebiri dan dihapuskan untuk kemudian digantikan dengan nilai-nilai dari produk budaya dan peradaban kolonialisme barat, seperti rambut yang rapi itu rambut yang pendek, sedangkan rambut Gondrong adalah penampilan yang tidak rapi. Selain itu rambut gondrong bukanlah hal yang baik dulunya merupakan salah satu doktrin yang dibuat oleh ORBA untuk memerangi para pembangkang yang dominan berambut Gondrong pada saat itu. Bias informasi inilah yang sering dijadikan argumen utama yang menyebabkan sentimen negatif kerap menempel pada musisi metal dalam hal penampilan. (Untuk informasi lebih lengkap tentang pergesaran nilai pasca perang Dunia Ke-II, brother dapat mencari literasi tentang pasca kolonialisme)
Metal dan Pecandu Narkoba?
Lalu bagaimana menjawab antitesis tentang personal branding musisi metal adalah junkies atau pecandu narkoba, tukang mabuk. Tentunya bagi sebagian musisi metal, hal ini merupakan fakta yang ada di tengah-tengah masyarakat dan tak dapat ditolak kebenarannya.
Memang fakta, beberapa musisi metal ada yang pecandu narkoba dan alkoholik. Namun tidak semua musisi metal seperti itu. Cap negatif ini meluas karena dipicu diakibatkan oleh sebagian musisi metal masih menjadi pecandu narkoba dan alkoholik. namun publik dengan skeptis merespon bahwa semua musisi metal adalah pemabuk dan pecandu narkoba.
Kalau diuraikan secara nalar deduktif ataupun induktif, masyarakat dalam menggunakan penalaran deduktif ataupun induktif harusnya berdasarkan premis yang objektif berlaku secara absolute/mutlak namun dalam hal ini, publik menilai musisi metal maupun musik metal sering kali menggunakan premis yang tidak objektif secara absolute sehingga konklusi dari penalaran tersebut faktanya menjadi tidak lagi terbukti valid. Contohnya tidak dapat dibuktikan bawah secara absolute bahwa semua musisi metal adalah pecandu narkoba dan alkoholik. Hal ini dapat dibuktikan secara valid mengingat banyak musisi metal yang memerangi Narkoba dan mengkampanyekan untuk menjauhi alkohol. Bahkan baru-baru ini diawal tahun 2000an sering muncul musisi metal yang berdakwah dan mengkampanyekan tentang sikap untuk tidak merusak lingkungan. Kemudian secara statistik, Faktanya musisi aliran musik selain musik metal lebih sering tersandung kasus Narkoba dibanding musisi metal. Tidak hanya berhenti pada data itu saja, faktanya banyak pejabat, pengusaha, tokoh masyarakat yang tidak pernah mendekati musik metal, berpenampilan rapi tidak gondrong, beretiket baik, lebih sering tertangkap kasus Narkoba, bahkan korupsi.
Dimensi Musik
Sebelumnya kita telah membahas tentang pelaku musik metal. mari kita lanjutkan tentang musikalitas dan lirik musik metal. Dalam hal musikalitas dan lirik lagu, Pada dasarnya sebuah Ide musik dan komposisi lagu dipengaruhi oleh faktor eksternal seseorang musisi, terutama musisi Metal. Hal ini merupakan salah satu Epistemologi dalam menyusun materi lagu-lagu aliran cadas termasuk salah satunya Death Metal, Black Metal, Brutal Metal, Metalcore Punk, Thrash Metal dan aliran metal lainnya.
Musik metal sering mengangkat materi lagu jauh dari zona nyaman, kalau aliran musik lain masih membuat lirik dengan menyampaikan pesan lagu kritikan dengan bahasa yang halus, mengangkat isu asmara, kritikan politik dan humaniora dengan nuansa indah dan sopan, berbeda dengan musik metal, musik metal sering mengangkat sisi gelap yang ditangkap oleh sang musisi baik itu berdasarkan fenomena yang diamatinya dari luar dirinya atau yang pernah dialami oleh dirinya sendiri secara langsung. Lalu fenomena tersebut disampaikan secara tegas apa adanya.
Lirik lagu
Lirik lagu metal akan selalu disusun dalam bentuk diksi yang satir, karena begitulah fitrahnya musik metal. Lirik lagu metal pasti sering mengangkat isu-isu yang taboo bagi masyarakat, penuh amarah dan kekecewaan, lugas dan sering pula musik metal menggambarkan sisi brutal manusia (Perang, peristiwa pembunuhan), namun dibalik lirik lagu tersebut memiliki maksud dan tujuan “berkacalah pada lirik lagu tersebut, dan ambil pelajaran dari lirik lagu tersebut”,
Selain itu lagu metal apabila ditelaah lebih dalam, menyimpan nilai-nilai sebagai antitesis dan sintetis terhadap kebobrokan moral yang dialami oleh suatu Masyarakat. Seperti lagunya dari salah satu Band Death Metal asal bandung Forgotten yang mengkritik para masyarakat/kelompok yang munafik dalam beragama dengan memberikan sintesis “agar jauhkan diri dari dusta dan keserakahan dunia agar logika masih terus dijaga Tuhan”.
Sering pula Musisi musik Metal menulis lirik metal untuk mengajak pendengarannya untuk berpikir dan bernalar agar dapat memahami dialektis sebuah lirik, dengan diksi lirik yang vulgar, tanpa basa basi, dengan bahasa simbolis, nyelekit dengan tujuan untuk menyampaikan pesan yang memiliki banyak makna dari berbagai sudut pandang berbeda.
Untuk dapat memahami pesan-pesan yang disampaikan dari sebuah lagu Metal, sering kali harus diolah terlebih dahulu dengan menggunakan alat berpikir hermeneutik. Hermenetuika ini adalah alat berpikir untuk memperoleh pemahaman utuh dalam menafsirkan sebuah teks, simbolis, ataupun sebuah fenomena yang ada disekitar kita secara utuh. Untuk itu pendengar musik metal biasanya memiliki pola berpikir kritis. Dengan menggabungkan alat berpikir, mulai dari intuisi, rasional, dan pengalaman untuk menemukan azas manfaat dari sebuah lirik lagu metal.
Selain itu dalam mencerna pesan moral dari sebuah Lagu Metal yang memiliki lirik vulgar, penuh amarah dan kritik pedas, tidak dapat dilakukan dengan cara menelan mentah-mentah semua isi lirik tersebut dengan sudut pandang yang hanya sebatas dimensi pendekatan tekstual saja. Diperlukan spektrum cakrawala berpikir yang luas dan utuh agar dapat melanjutkan tekstual menjadi kontekstual yaitu dapat memilah mana yang objektif dan mana yang subjektif, mana yang ajakan dan mana yang kritik.
Untuk mengetahui Esensi pesan moral dari sebuah lirik lagu Metal tidak dapat dilakukan dengan berhenti pada hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan dan menjawab pertanyaan “Apa”, Apa lagunya, Apa Liriknya, namun juga harus terus menelusuri mencari jawaban dari pertanyaan, “Apa”, “Siapa”, “Kapan”, “Kenapa”, “Dimana” dan “Bagaimana” sebuah karya Metal Lahir.
Dari pengalaman penulis untuk dapat memahami lirik lagu metal perlu diketahui terlebih dahulu apakah lirik tersebut termasuk klasifikasi lirik fiksi atau non fiksi.
Lirik Fiksi
Lirik fiksi biasanya menceritakan sebuah cerita fiksi yang dituangkan dalam sebuah lirik lagu, baik itu cerita mitologi, cerita legenda, cerita horror, dan cerita-cerita yang berkaitan dengan humaniora dan kondisi sosial masyarakat yang dirangkum dalam sebuah album disampaikan dalam bentuk cerita fiksi. Pada lirik fiksi sering kali lirik menceritakan sebuah cerita fiksi pertarungan antara baik dan buruk, antara kejahatan dan kebaikan, antara Iblis dan Pahlawan.
Lirik fiksi memiliki lirik lagu yang menceritakan sudut pandang antara dua entitas, entitas baik dan buruk, evil and good. Sebagai contoh lirik yang menceritakan seorang budak iblis yang menyembah sang iblis dan lirik lagu seorang pahlawan yang berikrar untuk melawan iblis hingga tetes darah terakhir.
Biasanya lirik lagu fiksi ditutup dengan lagu yang bernuansa dan syair lirik yang menceritakan kemenangan bagi kebaikan atau menceritakan kekalahan telak bagi kebaikan atas kejahatan. Untuk itu kita harus mendengar semua lagu sebuah album dengan tuntas untuk dapat memahami makna dari sebuah lagu metal yang menggunakan jenis lirik fiksi.
Akibat tidak mengetahui makna di setiap lagu pada sebuah album metal yang menggunakan lirik fiksi, orang awam sering mengalami distorsi makna pada musik metal. Hal ini lah seringkali banyak menggiring opini bahwa lagu metal, lagu penyembah setan, lagu yang mengajak pada kekerasan. Kalau pendengar awam tuntas dalam mendengarkan tentunya mereka akan sadar bahwa lagu metal dengan lirik fiksi tidak berbeda dengan mendengarkan dialog sebuah film horror ataupun sebuah film colossal.
Lagu metal dengan lirik fiksi biasanya dirilis di media promosi hanya untuk beberapa lagu yang ada di rilisan album sebagai media promosi label rekamannya. hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran untuk promosi semua lagu, akibatnya hanya satu lagu saja yang diorbitkan dan didengarkan oleh masyarakat awam. Pendengar yang tidak mendengarkan semua lagu pada album metal secara tuntas menyebabkan distorsi informasi yang memicu anggapan sentimen negatif sering muncul di tengah masyarakat.
Lirik Non Fiksi
Lirik non Fiksi mempunyai ciri khas lagu penuh kritikan kepada rezim oligarki, pemimpin yang zalim dan menceritakan sebuah tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi dalam sebuah lagu, hal ini bertujuan untuk memberikan informasi bahwa kondisi sosial saat ini sangat miris dan perlu dibenahi,
Dalam hal lirik non fiksi pendengar harus perlu mengetahui latar belakang Band Metal ataupun Pribadi dan pengalaman yang telah di alami band maupun personil tersebut. Dalam hal ini pendengar harus mengetahui bahwa ada beberap Band Metal yang memang Radikal/Anarkis dan Ekstermis.
Sebagai penutup. Karya seni dari dulu menjadi salah satu indikator perkembangan peradaban. Banyak peradaban yang mengadopsi seni sebagai bahan bakar untuk mengatur nilai dan moral suatu peradaban.
Masing-masing bangsa memiliki pola pikir yang otentik dan tak bisa kompatibel dengan bangsa lainnya, apabila tidak diimbangi dengan pemahaman dan pengetahuan yang luas tentang memilah mana yang baik dan buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas, mana yang cocok dan mana yang tidak cocok, mana yang berfaedah bagi masyarakat umum dan mana yang tidak berfaedah ketika ingin mengadopsi produk budaya bangsa lain.
Begitu juga dengan musik metal, para musisi tentunya harus terus mempertimbangkan apa dampak karyanya bagi lingkungan sosial di sekitarnya. Memang bagi sebagian musisi metal yang radikal ada yang menganggap respon pihak luar terhadap karyanya tidak akan mempengaruhi opini mereka dalam berkarya, Hal ini tentulah hak dari setiap seniman yang siap dengan segala konsekuensi yang ada. Untuk menyikapi ini, maka diperlukan kebijaksanaan pendengar untuk dapat memilah-milah mana yang perlu diambil dan ditinggal ketika mendengarkan Lagu Metal yang materi lagunya berisi ajakan atau nilai-nilai moral yang bertentangan dengan moral dan prinsip yang dinyakini.
Untuk di wilayah Timur terutama Indonesia. Seorang musisi metal dalam berkarya harus dapat memetakan tingkat responsif masyarakat sekitarnya, hal ini diperlukan untuk mengurangi tingkat kesalahan persepsi karya metal yang diciptakan ketika karya tersebut dipublikasikan secara umum.
Selain itu pendengar sebuah karya musik juga harus dapat merespon sebuah karya musik dengan mempertimbangkan bagaimana asas manfaat dari ide yang disajikan pada suatu materi dan lirik lagu serta tentunya lebih mengutamakan sikap yang positif untuk membuat setiap lirik agar dapat mudah dicerna positif oleh semua pendengarnya.
Tentunya masih banyak hal yang dapat diangkat dalam dimensi arus bawah musik metal, mulai dari cara bertahan ditengah-tengah band-band mayoritas, skema ekonomi kreatif skena, Dinamika kelompok skena arus bawah dan lain-lain. Yang nantinya segera akan kami angkat di portal brotherheadmetal.com